Lingga dari Bukit Permata - Gunung Sepincan
Bermula di pagi hari, rombongan bergerak dari Desa Panggak Darat yang merupakan desa terdekat dari Gunung Sepincan. Dengan dipimpin oleh dua orang pemandu jalan, kami bergerak menyusuri perkebunan warga.
Selang 2 jam perjalanan, fauna hutan pun mulai beragam. Jalanan mulai menanjak, pohon-pohon tumbuh tegak menjulang, seakan berlomba berebut meraih puncak teringgi untuk memperoleh sinar matahari yang paling banyak.
Dedaunan kering dan pohon mati, menjadi teman perjalan yang mulai melelahkan. Persediaan air dirasa mulai menipis, dengan beban tenggorokan yang semakin mengering. Sungai-sungai sebagai pos pengisian bekal air masih jauh dihadapan.
Selama perjalanan ini, kita akan disajikan berbagai jenis tanaman. Seakan memasuki gerbang-gerbang yang berbeda, setiap hutan memiliki ciri khas masing-masing. Mulai dari hutan dengan tumbuhan resam, naik ke atas dengan kelembaban udara yang semakin tinggi terdapat hutan yang berbeda, yakni hutan lumut. Dimana setiap pohon yang tumbuh di area ini diselimuti oleh lumut-lumut lembab yang sangat tebal. Seakan sebuah karpet yang membalut batang-batang kayu. Semakin tinggi perjalanan, akan kita temui jenis hutan 'mentigi' yang tumbuh di area rawa nan penuh bebatuan. Sungguh sebuah pemandangan yang luar biasa. Bagaikan berada di dalam sceen film animasi box office. Yaaa, sulit untuk dijelaskan kepada orang yang tidak menyaksikan langsung, baiknya anda merasakan sendiri pengalaman ini.
Terus menanjak ke atas, melewati bebatuan tajam nan terjal, kita akan disuguhi oleh hamparan bebatuan yang diselimuti lumut-lumut oranye kemerahan. Menurut orang-orang yang pernah kemari, lumut akan kelihatan merah menyala saat matahari bersinar terik di siang hari.
![]() |
Bukit Permata - Gunung Sepincan - Lingga |
Terlihat seorang photografer dari rombongan kami sedang memanfaatkan spot-spot keren yang sayang untuk dilewatkan. Disini, ditempat ini, para peminat photografi harus menyiapkan ekstra baterai. Karena akan banyak momen yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat sunrise di pagi hari.
Bukit Permata berlatar Lingga Utara |
Foto ini adalah pemandangan pagi hari di atas Bukit Permata, menanti terbitnya matahari pagi. Tampak di belakang jauh membentang pulau-pulau yang merupakan kawasan Kecamatan Lingga Utara. Lihatlah bebatuan tempat berpijak, permukaannya diselimuti oleh lumut-lumut oranye.
Sungguh sebuah pengalaman yang tak terlupakan saat melihat pemandangan Lingga dan sekitarnya pada malam hari. Lampu-lampu, cahaya kapal di malah mari, bintang dan bulan, serta udara yang dingin membawa angan-angan romantisme ftv mengusik muncul dalam benak, kadang berpikir jenaka. Suguhan kopi hangat dan mie instant menjadi pelengkap kelaparan dan dinginnya malam.
Sunrise sekian detik di Bukit Permata |
Sepertinya saat itu kami hanya
sedikit kurang beruntung karena belum bisa menyaksikan pemandangan
matahari terbit yang spektakuler di atas Bukit Permata. Hal tersebut
dikarenakan kabut nan tebal menutupi pandangan kami, sehingga hanya bisa
menyaksikan sunrise dalam waktu kurang dari 10 detik saja. Kemudian
menghilang diselimuti kumpulan air yang sangat tebal dan dingin.
Daaaan, setelah puas mengabadikan momen dan meninggalkan jejak dalam bidikan kamera, kami akhirnya memutuskan untuk kembali menuju Panggak Darat tempat pertama kali memulai perjalanan. Kembali, jalanan terjal nan licin selama lebih kurang 7 jam lamanya, harus ditempuh untuk bisa kembali merebahkan badan di kasur tercinta... hahahaha...
Suatu saat, kita harus kembali lagi kesini untuk mengulang kembali melihat Lingga dari bukit permata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar